Ang (2015) menyatakan level Pengalaman
Pembelajaran Pemodelan
1.
Level 1: Level Dasar
a. Fokus
adalah pada memperoleh keterampilan yang secara langsung dan tidak langsung
berhubungan dengan pemodelan matematika
b. Ini
dapat mempresentasikan keterampilan matematika secara murni dalam konteks
pemodelan
c. Lesson:
fungsi khusu dan grafiknya diterapkan pada masalah dunia nyata.
d. Aktivitas
pemodelan dapat pada lesson curve fitting
menggunakan komputer atau alat IT.
e. Cukup
1 atau 2 perode.
2.
Level 2:
a. Fokus
akan pada pengembangan kompetensi pemodelan
b. Kompetensi
pemodelan yang ada pada siklus pemodelan seperti membuat asumsi, identifikasi
faktor yang berpengaruh pada variabel terikat, atau interpretasi solusi
matematika dalam dunia fisik.
c. Lesson
dapat belajar dan menerapkan pengetahuan, keberadaan atau model standar untuk
dunia nyata, situasi fisik.
d. Kompetensi
pemodelan di sini adalah kemampuan mengenal tingkah laku model (atau sebuah
fungsi matematika atau persamaan yang dapat secara potensial menjadi model) dan
menggunakannya dalam masalah dunia nyata.
3.
Level 3:
a. Siswa
diharapkan untuk menangani soal pemodelan matematika.
b. Kompleks
dan akan menuntut siswa menerapkan beberapa keterampilan pemodelan dan
mengizinkan mereka untuk mengembangkan lebih lanjut kompetensi pemodelan
mereka.
c. Bekerja
dalam kelompok, diskusi, mengembangkan model, menyelesaikan model, dan membuat
presentasi.
d. Modeling TasksPentingnya mendesain soal dalam Pembelajaran Matematika
Perubahan sekarang dalam sistem
pendidikan dan trend dalam pendidikan
matematika menginginkan perubahan prinsip
desain. Trend dalam pendidikan yang dihubungkan dengan desain soal adalah,
permulaan menunjukkan sebuah peningkatan fokus padainterdisiplin dan latihan
otentik. Mencoba menghubungkan dengan lebih baik pendidikan matematika dengan
mata pelajaran lain seperti fisika, biologi, dan ekonomi mensyaratkan perubahan
peranan konteks dan jembatan konteks (Watson, et al., 2015).
Ada kebutuhan untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan metode alternatif untuk memahami perepektif siswa secara penuh, khususnya dalam konteks desain soal inovatif dan menekankan pentingnya penggunaan konteks (Watson, et al., 2015).
Ada kebutuhan untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan metode alternatif untuk memahami perepektif siswa secara penuh, khususnya dalam konteks desain soal inovatif dan menekankan pentingnya penggunaan konteks (Watson, et al., 2015).
Menurut Watson, et al., (2015) isu-isu yang dihubungkan dengan motivasi, tujuan
terdiri dari
1.
Siswa menyenangi matematika yang mereka
pelajari
2.
Siswa melihat kegunaan matematika bagi
mereka
3.
Siswa dapat menginterpretasi secara
dunia matematika
4.
Siswa melihat koneksi antara
pembelajaran matematika dan studi dan karir mereka ke depan.
Ada kebutuhan penelitian
lanjutan yang menggunakan metode alternatif untuk mengerti perspektif siswa
lebih penuh, khususnya dalam konteks desain soal (Watson, et al.,2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar