Senin, 16 Desember 2019

LEVEL PENGALAMAN PEMODELAN MATEMATIKA

Ang (2015) menyatakan level Pengalaman Pembelajaran Pemodelan
1.      Level 1: Level Dasar
a.       Fokus adalah pada memperoleh keterampilan yang secara langsung dan tidak langsung berhubungan dengan pemodelan matematika
b.      Ini dapat mempresentasikan keterampilan matematika secara murni dalam konteks pemodelan
c.       Lesson: fungsi khusu dan grafiknya diterapkan pada masalah dunia nyata.
d.      Aktivitas pemodelan dapat pada lesson curve fitting menggunakan komputer atau alat IT.
e.       Cukup 1 atau 2 perode.
2.      Level 2:
a.       Fokus akan pada pengembangan kompetensi pemodelan
b.      Kompetensi pemodelan yang ada pada siklus pemodelan seperti membuat asumsi, identifikasi faktor yang berpengaruh pada variabel terikat, atau interpretasi solusi matematika dalam dunia fisik.
c.       Lesson dapat belajar dan menerapkan pengetahuan, keberadaan atau model standar untuk dunia nyata, situasi fisik.
d.      Kompetensi pemodelan di sini adalah kemampuan mengenal tingkah laku model (atau sebuah fungsi matematika atau persamaan yang dapat secara potensial menjadi model) dan menggunakannya dalam masalah dunia nyata.
3.      Level 3:
a.       Siswa diharapkan untuk menangani soal pemodelan matematika.
b.      Kompleks dan akan menuntut siswa menerapkan beberapa keterampilan pemodelan dan mengizinkan mereka untuk mengembangkan lebih lanjut kompetensi pemodelan mereka.
c.       Bekerja dalam kelompok, diskusi, mengembangkan model, menyelesaikan model, dan membuat presentasi.
                  d.   Modeling Tasks

Pentingnya mendesain soal dalam Pembelajaran Matematika


Perubahan sekarang dalam sistem pendidikan dan trend dalam pendidikan matematika menginginkan perubahan  prinsip desain. Trend dalam pendidikan yang dihubungkan dengan desain soal adalah, permulaan menunjukkan sebuah peningkatan fokus padainterdisiplin dan latihan otentik. Mencoba menghubungkan dengan lebih baik pendidikan matematika dengan mata pelajaran lain seperti fisika, biologi, dan ekonomi mensyaratkan perubahan peranan konteks dan jembatan konteks (Watson, et al., 2015).
Ada kebutuhan untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan metode alternatif untuk memahami perepektif siswa secara penuh, khususnya dalam konteks desain soal inovatif dan  menekankan pentingnya penggunaan konteks (Watson, et al., 2015).
 Menurut Watson, et al., (2015) isu-isu yang dihubungkan dengan motivasi, tujuan terdiri dari
1.      Siswa menyenangi matematika yang mereka pelajari
2.      Siswa melihat kegunaan matematika bagi mereka
3.      Siswa dapat menginterpretasi secara dunia matematika
4.      Siswa melihat koneksi antara pembelajaran matematika dan studi dan karir mereka ke depan.
 Ada kebutuhan penelitian lanjutan yang menggunakan metode alternatif untuk mengerti perspektif siswa lebih penuh, khususnya dalam konteks desain soal (Watson, et al.,2015).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar